Sejarah Desa


Desa Mergosari, kecamatan sukoharjo,kabupaten wonosobo

Asal Muasal Pedukuhan di Mergosari

 

Alkisah , di jaman dahulu kala , dalam sebuah pengembaraan datanglah 9 ( sembilan ) sembilan kyai yang soleh , berwibawa dan sangat kharismatik, serta memiliki kesaktian yang luarbiasa .Kesembilan kyai tersebut yaitu :

1.        Simbah Kyai Muhamad Abubakar yang berasal dari  solo

2.        simbah kyai Abdulloh dari solo

3.        simbah kyai Muhamad sidik dari Ngayogyakarta

4.        simbah kyai Nurhidayat dari demak

5.        simbah kyai Husen dari Tuban

6.        Simbah Kyai Jurit dari cirebon

7.        Simbah Kyai Syarif dari  Cirebon

8.        simbah kyai Jabar dari jebug ( cirebon Kulon )

9.        Simbah kyai Ageng Langim dari pajajaran 

 

Kesembilan kyai tersebut datang di sebuah wilayah dan berusaha membuat pemukiman .Salah satunya bernama Muhamad abubakar dari Kota solo yang kemudian  singgah di sebuah tempat di sebelah timur   di temani oleh dua orang yaitu simbah  kyai abdulloh dan mbah kyai muhamad sidik.

Kyai abduloh berperawakan sedang dan berkulit hitam asal kelahiran solo ,sedangkan Kyai muhamad sidik  yang kelahiran Jogjakarta berperawakan sedang .

Ketiga kyai yang di pimpin oleh simbah kyai karangggondang di saksikan oleh kyai lainnya ,kemudian membuka pemukiman pada hari KAMIS MANIS yang di beri tenger PESANTREN dan TUMENGGUNGAN dan GONDANG dengan doa selamatan yang di lengkapi dengan  ayam klawu , Tumpengan Sega Bonar ( Nasi Kuning )

Di lain Waktu ,  Kyai Nurhidayat , seorang kyai yang kharismatik dan Konon sering tapa brata ( riyadoh ) di dalam air kedung ( Tapa Njeroning Banyu )  dan ahli mujahadah memimpin membuka pemukiman di bagian tengah yang di temani oleh dua orang kyai yang berasal dari Tuban dan Cirebon , yaitu Kyai Husen dan Kyai Jurit. Ketiga kyai tersebut di bantu kyai lainnya bersama sama membuka tempat pemukiman  pada hari JUMAT MANIS dengan di awali doa / selamatan yang  di lengkapi dengan Ingkung  Jago Wido Awar – awar ( Berbulu Hijau ) , dan 

Nasi tumpeng Bawah Hitam ,atasnya Putih ( Sega Tulak )  . Lahan yang di buka tersebut di beri nama TIMBANG .

Di lain waktu berikutnya  ,  simbah kyai Syarif yang berasal dari cirebon  giliran memimpin membuka pemukiman baru yang di temani oleh seorang kyai yang bernama Kyai Jabar dari Jebug - cirebon juga  dan  kyai ageng langim dari pajajaran  . Simbah kyai syarif berperawakan tinggi  besar dan berjambang ( Brewok ) dan selalu memakai jubah hijau serta senang jalan jalan , sedangkan kyai jabar senang memakai pakaian lurik . Di lain pihak simbah kyai langen angim  berperawakan tinggi dan konon katanya mempunyai ajian Petak ambyah  yang berasal dari jawa barat  dan senang tapa tirakat di atas pohon .

Ketiga kyai tersebut dengan di saksikan oleh kyai lainnya membuka lahan pemukiman di sebelah barat ,  pada hari SENIN MANIS    di sebuah tempat yang terkenal ngelo . dengan doa selamatan yang di lengkapi ayam berbulu putih dan nasi ngrangrang .Lahan pemukiman tersebut di beri nama BRENGKOK

konon sohibul hikayat , Kesembilan kyai tersebut senantiasa menjadi panutan bagi warga masyarakat yang tradisional dan belum mengenal nilai – nilai keislaman dan masih menyandarkan pada kepercayaan aliran animisme ( memuja Roh ) dan Dinamisme ( memuja benda )  sebagai adat istiadat budaya yang merupakan peninggalan  pada masa kerajaan majapahit  .Lambat laun , kesembilan kyai dengan

 

kharismatiknya masing – masing mendapat gelar  dari masyarakat atas jasa perjuangannya .            

di Gondang  simbah kyai Muhamad Abubakar  oleh masyarakat di panggil kyai karanggondang , Kyai abdulloh karena berkulit hitam dan mempunyai kebiasaan jam 3 pagi sudah di sungai serayu untuk Solat dan Semadi , oleh masyarakat di panggil kyai wali ireng , dan Kyai Muhmad Sidik di panggil Kyai Rujak beling karena memang memiliki kadigdayaan kekebalan yang luar biasa .dan seiring waktu nama tempat yang di buka sering di panggil dengan sebuah dukuh  yang di beri nama DUKUH GONDANG  ( tepatnya sekarang di bagian Tengah Dusun )  . Simbah kyai Kyai karanggondang mempunyai  kuda berwarna Klawu  bernama Kyai Dadung Awuk .simbah kyai karangggondang mempunyai keahlian jadzab yaitu  ” Topo Broto Sajroning Bumi ( di belet ) ”

Kyai Nurhidayat yang mempunyai Kuda yang bernama Kyai Plongko Seto , berwarna Hitam dengan mulut dan kaki depan berbulu hitam bergaris putih  mempunyai  kharisma yang luar biasa  dan  ahli mujahadah dan mempunyai kebiasaan tapa tirakat di dalam air  kedung serayu tepatnya di mangunan masyarakat memanggilnya dengan Kyai mangunan  Sedangkan Kyai  Husein yang asalnya dari Tuban sering di panggil Kyai Tuban dan Kyai Jurit yang terkenal keberaniannya ( kendel ) tetap di panggil dengan sebutan Kyai Jurit . Sedangkan lahan

 

pemukiman yang di buka di beri nama Dukuh TIMBANG ,(  mula – mula lahan  yang di buka oleh kyai mangunan di mangunsari atas tepatnya  daerah pak samidi- sekarang  , walaupun sudah berusaha membuka lahan di bagian bawah barat yang ada pohon durennnya –Sekarang Masjid kulon – tetapi tidak kuat )

Di brengkok , Kyai syarif yang asal cirebon  , karena kebiasaanya memakai jubah hijau dan senang tirakat  untuk masyarakat pada waktu malam hari ( Langlang )  di panggil dengan Kyai Lowo Ijo , Tapa brata ( tirakat ) dari mbah kyai lowo ijo dengan cara Tapa Ngalong yaitu  tapa di pohon dengan kaki di atas dan kepala di bawah .Simbah Lowo ijo mempunyai kuda berwarna merah yang bernama Kyai Gumarang .Sedangkan Kyai Jabar yang asal Jebug Cirebon masyarakat memanggilnya dengan kyai Gasong  dan Kyai Ageng Langim karena kebiasaannya  tirakat di atas pohon ( semangsang – Jw )  mayarakat memanggilnya kyai Semampir 1 ,

Sedangkan lahan yang di buka di brengkok pada awalnya adalah di bagian bawah tepatnya di sekitar pak Chobarudin – Sekarang – tetapi tidak kuat sehingga pindah lokasi  dengan membuka di Ngelo  - tepatnya sekarang – Rumah Sdr. Bahrin Rejosari . Lahan yang di buka oleh ketiga Kyai Tersebut  di beri Tetenger BRENGKOK Dari pedukuhan tersebut , Nama BRENGKOK lah yang di pergunakan sebagai nama Desa .

Dalam perkembangannya , di antara para kyai menunjuk Simbah kyai lowo ijo untuk menjadi pengarep  ( pemimpin ) di antara kyai . Tetapi tidak mau . Sehingga ke – sembilan kyai tersebut  saling menjalin komunikasi  ( rapat ) untuk  membentuk pemimpin di antara mereka  . Kemudian  atas Usul  Mbah Kayi Husen ( Kyai Tuban )  yang asal Tuban   berpendapat  bahwa untuk menentukan pembarep di lakukan dengan sebuah permainan ( undian ) .Atas usul tersebut para kyai setuju dan menyepakati di sebuah tempat yang agak tinggi dan datar  di atas dukuh gondang.

Hasil dari undian tersebut maka yang menjadi pembarep adalah simbah kyai Karang gondang  dan menunjuk wakil simbah kyai Nurhidayat ( mangunan ) . Karena tempat tersebut di gunakan sebagai tempat permainan maka tanah tersebut di namakan Tanah Mainan . konon , di tempat itu juga sering di adakan gegladen ( Latihan ) .  Dalam gegladen tersebut antara   satu dengan yang lain  saling mempertunjukkan kesaktiannya . Salah satunya Simbah Kyai Jabar ( mbah Gasong )  Memegang Besi linggis  ( gejuk – jw ) dan dengan kedua tangannya di patahkan menjadi dua .  Salah satu patahan di buang ke arah utara dan tanah yang terkena besi tersebut menjadi bengkah ( tugel ).

Satu besi yang masih di tangan kemudian di kunyah – kunyah menjadi serbuk dan di semprotkan di sebelah barat sehingga  dan mengenai  tanah yang kemudian muncul air dari dalamnya . Dari kejadian itu  , tanah  yang terkena besi tersebut di namakan lemah tugel . sedangkan aliran air yang  muncul membesar menjadi Kali manyoan .

 

 

 

Ket : 1 Konon Kyai semampir berwasiat , makamnya jangan di ziarahi untuk permintaan apapun . Boleh ziarah sekedar mendoakan ( Gawat )

 


Total Dibaca

Contact Details

Telephone: 083108123278
Email:  mergosarikantor@gmail.com
Website: https://mergosari-sukoharjo.wonosobokab.go.id

Jl. Raya Sukoharjo Km 01 Mergosari 56363